Masa Depan Industri Musik
Oleh Wendi Putranto
Setahun setelah dilanda ”kiamat,” apa yang kira-kira tersisa bagi masa depan industri ini?
Ari Lasso belakangan lebih banyak menghabiskan waktu dengan tertawa lepas di rumahnya yang mewah di Bintaro. Penyanyi yang total telah menjual jutaan keping album solonya ini seperti menemukan katarsis alternatif. Bahkan ketika serius membicarakan masa depan industri musik suara tawanya semakin keras terdengar. Padahal masa depan industri musik adalah juga masa depan karirnya, bahkan masa depan istri dan anak-anaknya.
”Gue punya 16 versi album the best of Ari Lasso,” ceritanya dengan penuh semangat. “Waktu gue tur di 30 kota tempo hari, gue selalu beli versi yang berbeda. Judulnya macam-macam. Ari Lasso & Friends, The Best of Ari Lasso, Balada Ari Lasso, Lagu Cinta Ari Lasso, Cinta dan Kehidupan Ari Lasso, Keseimbangan Cinta Ari Lasso, Rahasia Ari Lasso sampai Misteri Ari Lasso. Semuanya bajakan! (Tertawa)”
”Bagaimana perasaan Anda?,” tanya saya.
”Cuma bisa tertawa geli. Tersenyum pedih (Tertawa).”
”Apakah ada kebangaan karena rekaman Anda dibajak?”
Ia tidak menjawab dan hanya berkata lirih….
”Ternyata gue bisa menghidupi orang banyak juga, meskipun caranya mereka mencuri dari gue. Minimal orang-orang yang menggemari musik gue bisa mendapatkannya dengan harga yang murah dan mereka datang ke konser gue dengan cara…gratis! (Tertawa) Yah, upahnya nanti di surga kali ya? (Tertawa)”
”Jadi apa yang Anda lakukan sekarang adalah menabung untuk di akhirat nanti?”
“Nggak. Itu salah satu bentuk frustrasi gue aja (Tertawa). Kalau bisa upahnya diambil di sini ya, di ambil di sini lah (Tertawa). Itu juga kalau memang surga itu ada (Tertawa),” kali ini candaannya mulai menyerempet bahaya.
”Kalau albumnya hanya laku segitu gue terima. Manggung di depan puluhan ribu orang yang nonton gratisan pun gue hanya tersenyum. Gue memposisikan diri di atas panggung benar-benar sebagai menghibur orang susah. Bayangkan malam tahun baru kemarin di Monas gue manggung bareng Ungu dan Utopia di depan 3 juta orang! Orang susah semua dan mungkin tidak punya CD gue tapi hafal semua lagu-lagunya (Tertawa),” ujarnya pasrah.
Ari Lasso hanya salah seorang dari ribuan artis musik lokal yang bingung dengan masa depan industri musik Indonesia yang kini tengah carut marut karena dilanda berbagai problematika. Pemerintah dan aparat kepolisian yang berpangku tangan, penjualan musik bajakan yang makin transparan, label rekaman yang terancam bangkrut, konser yang rusuh dan rutin menelan korban jiwa adalah situasi terakhir industri musik lokal kita.
Pencipta lagu terkenal sekaligus Ketua Bidang Teknologi & Informasi PAPPRI, James F. Sundah menegaskan kalau Indonesia termasuk negara yang paling gila di dunia karena penjualan barang bajakan hanya berjarak 100 meter dari depan Istana Negara.